Manusia adalah makhluk yang memiliki dua dimensi, ruhi dan jasadi. Kedua dimensi tersebut harus selalu diberi asupan yang cukup untuk tetap sehat dan kuat. Jasad diberi asupan makanan berupa nasi, sayuran, buah-buahan dll. Sehingga tubuh atau jasad menjadi lebih sehat dan kuat. Begitu juga dengan ruh, ruh pun sebagaimana jasad atau tubuh membutuhklan asupan yang berkualitas agar menjadi sehat dan kuat misalnya dengan kegitan-kegiatan spiritual berupa, kajian-kajian tentang masalah keagamaan, mendengarkan ceramah, membaca Al-qur’an,
diskusi dan lain sebagainnya. Murtadha Muthahhari dalam menjelaskan masalah ibadah, beliau memberikan contoh sederhana. Jika kita hendak meletakkan dua wadah di kedua sisi punggung seekor hewan, maka kedua wadah itu harus seimbang. Tidak boleh satu wadah penuh berisi barang, sementara wadah lainnya dibiarkan kosong.1 Di dalam jiwa manusia ada wadah-wadah kosong. Dalam hati manusia, ada banyak tempat kosong. Wadah-wadah tersebut harus diisi secara seimbang, seandainya wadah-wadah itu tidak diisi secara seimbang maka manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami gelisah dan ketidakseimbangan. Peristiwa seperti ini dapat kita jumpai dalam kehidupan ini. Ada sebagian orang hanya menyibukkan dirinya dengan ibadah terus menerus tanpa memperhatikan kebutuhan materinya. Ada juga sebagian orang yang menjadikan tolak ukur kehidupan ini semata dengan materi sehingga semua tindak tanduknya hanya berorientasi pada materi. Manusia seperti ini karena ketidaktahuan dan kebodohannya menyebabkan dirinya terjebak dalam kutub ekstrim kehidupan. Nabi suci Muhammada SAW bersabda : sebaik-baiknya suatu perkara adalah yang pertengahan. Dengan demikian ibadah adalah kebutuhan manusia yang tidak tergantikan. Allah SWT berfirman :
‘’Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku’’ (QS. Adz dzariyat :56)
Tiga golongan orang yang beribadah
Menurut Imam Ali Bin Abi Thalib orang yang beribadah terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, ibadahnya para pedagang. Imam Ali mengibaratkan orang yang beribadah untuk mendapatkan karunia Allah (baca : duniawi dan ukhrowi) dengan pedang. Seorang pedagang dalam kegiatan dagangnya pasti mengharapkan keuntungan. Mustahil kita temukan di dunia ini seorang pedagang yang dalam kegiatan dagangnya tidak memperhitungkan untung rugi sama sekali. Kedua, ibadahnya para budak atau hamba sahaya. Beliau mengibaratkan orang yang beribadah dengan tujuan supaya terhindar dari siksa atau masuk neraka dengan hamba sahaya. Seorang hamba sahaya melakuan suatu pekerjaan karena takut disiksa tuannya. Pekerjaan seperti ini sangat bergantung kapada status kehambaan seorang budak. Ketika budak itu dibebaskan atau dimerdekakan maka saat itu juga si budak tidak perlu lagi bekerja. Begitu pun dengan seorang yang beribadah kepada Allah karena takut akan siksa neraka. Dalam hal ini muncul pertanyaan, apakah seorang hamba masih beribadah seandainya neraka itu tidak ada?. Ketiga, ibadahnya sang pecinta dan orang yang merdeka. Orang yang beribadah kepada Allah karena cinta dia tidak mengharapkan keuntungan dari ibadahnya kecuali Allah itu sendiri dia pun tidak beribadah kepada Allah karena takut disiksa atau dimasukkan ke neraka, inilah ibadah orang-orang yang merdeka. Golongan yang ketiga ini beribadah kepada Allah karena Dia layak untuk diibadahi. saya ingin berikan contoh sederhana, misalnya saya memiliki seorang teman yang cerdas dan pandai. kecerdasan dan kepandaiannya mengundang saya memberikan pujian. Saya memujinya karena dia layak untuk dipuji tanpa mengharapkan keuntungan dari pujian tersebut atau ketika kita menjumpai seseorang telah melakuan sesuatu yang hebat, saat itu kita tertarik untuk melontarkan pujian kepadanya. Apakah pada saat itu kita mengharapkan keuntungan dari pujian yang kita lontarkan ? tentu tidak. Inilah ibadah yang bebes dari kebutuhan. Berikut kutipan efek-efek positif Ibadah bagi manusia :2
- Ibadah dapat mendekatkan pelakunnya kepada Allah SWT
- Ibadah dapat menguatkan ruh
- Memberikan ketenangan dan rasa aman dalam diri
- Tidak adanya ketergantungan kepada makhluk
- Memberikan ganjaran
- Membuat wajah manusia menjadi bercahaya
- Menambah rezeki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar